Saturday, January 5, 2013

Apakah benar Pencitraan...???.

Beberapa bulan terakhir Kita banyak mendengar dan membaca tentang sepak terjang Pak Jokowi dan Ahok (terutama Jokowi). Hampir setiap kegiatan Beliau tak luput dari Media. Dari hari ke hari di sebuah media online terus memantau kegiatan Gubernur dan Wagub DKI ini. Luar biasa memang daya tariknya dari sejak masa kampanye dulu sampe sekarang ga berkurang bahan yang menarik bagi Media untuk meliputnya.

Yang paling Top adalah istilah 'Blusukan', gaya Jokowi. Gaya ini yang banyak disoroti sama Politisi 'saingan'. Setiap Pemimpin pasti punya gaya dan cara tersendiri dalam bekerja yang penting hasil dari rencana dan realisasinya mencapai angka berapa nanti. Semua bisa menilai. Jangan berkomentar buruk dulu, belum apa - apa sudah apriori dan menghembuskan bau tak sedap tentang hal - hal yang mungkin Dia sendiri jika jadi Pemimpin belum tentu bisa lebih baik atau malah lebih buruk lagi. 

Dengan alasan yang tidak jelas dan mungkin merasa 'kecele' karena gaya Jokowi ini ga berubah sejak kampanye hingga sudah dilantik jadi Gubernur DKI, para Politisi ini mungkin iri zaman sekarang masih ada Pemimpin yang mo susah - susah terjun langsung ke lapangan untuk melihat keadaan masyarakatnya. Karena mereka merasa tidak dielu - elukan  seperti ini (Jokowi) makanya mereka para Politisi (mungkin) khawatir dalam pemilu yang akan datang Pamor mereka ga bersinar terang kalo ga berani blusukan. Terutama Politisi DKI Jakarta. Kalo ga berani blusukkan akan dianggap ga dekat dengan rakyat (nota bene : mereka wakil Rakyat..) tapi kalo blusukkan dianggap ikut-ikutan Jokowi, Jadi serba salah... (Padahal ngIkuti yang baik itu bagus lho... ga masalah).

Diantara mereka ada yang mengatakan itu pen-Citra-an. Jadi stop pencitraan sekarang waktunya bekerja. Hal yang sama (tudingan Pencitraan ini) juga pernah menimpa Pak Dahlan Iskan. Dengan Gaya Beliau yang membuka Pintu Tol karena petugas belum datang, menyapu di Monas dll dianggap Pencitraan menghadapi 2014. Saya melihat ini suatu contoh yang patut ditiru oleh pejabat publik, jangan karena ga mampu melakukan itu maka membuat statemen yang menjelekkan orang lain. Daripada bikin pernyataan yang buruk tentang seseorang tersebut lebih baik diam saja dan berbuat maksimal saja sesuai dengan bidangnya.

Untuk temen temen ketahui saja, Saya menulis ini bukan karena Saya Pendukung Jokowi Ahok, Sponsor Jokowi Ahok atau yang lain - lain, tapi hanya risih saja melihat kelakuan para pejabat tinggi yang melontarkan pernyataan seolah2 sudah melakukan banyak hal yang berguna bagi sekitarnya apalagi bagi bangsa ini padahal belum berbuat apa - apa.

(Satu Jari Telunjuk mengarah ke orang lain tapi 3 Jari lainnya menunjuk kearah diri sendiri.)

Sosok atau Figure Pemimpin yang berlaku benar dan baik adalah harapan setiap masyarakat diamanapun itu. Tapi juga masyarakat (Ma'mum) tetep bisa mengkritisi dan mengkoreksi Pemimpinnya dengan cara yang baik tentunya.

                                       " Tetaplah berlaku benar walaupun itu sakit... "

Tuesday, November 6, 2012

Siapa lagi yang mo di Tauladani....?


لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab : 21)

Sudah selayaknya kita menjadikan Pribadi Rasulullah saw sebagai Tauladan dalam kehidupan ini, tidak ada lagi yang lebih pantas di contoh selain Beliau. Karena itu di Wahyukan (kalam) langsung dr Allah swt. Tidaklah kita menolak statement itu jika ingin digolongkan kedalam golongan orang2 kafir. 

Kesesatan demi kesesatan yang terjadi di muka bumi ini tak lain adalah karena manusia terlalu banyak mencontoh kelakuan2, tindakan2 dan perilaku orang yang dianggap baik namun sebenarnya salah di mata Allah swt.  

Sebagai contoh :  Tokoh Robinhood dikenal sebagai tokoh yang baik karena menolong orang-orang kecil membagikan bahan makanan dll dari hasil mencuri atau merampok kerajaan/pemerintah yang zhalim. Dalam pandangan Islam Membagikan bahan makanan kepada yang membutuhkan itu baik dan benar tapi hasil dari merampok/mencurinya itu yang tidak benar maka barang yang di bagikan juga statusnya haram. Oleh karena itu marilah kita  Berbuatlah yang Benar bukan hanya berbuat yang Baik.

Sunday, October 21, 2012

Meniru dari yang dilihat...

Assalaamu'alaikum wr wb

Kita manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain. Dari hubungan sosial tersebut akan timbul pikiran2 baru, ide2 baru juga perilaku baru. Dalam kesempatan ini Saya ingin menuliskan pendapat Saya yang berkaitan dengan hubungan sosial kita.

Diri kita yang sekarang ini adalah buah (proses) dari pertumbuhan seorang bayi - anak2 - remaja hingga menjadi orang dewasa. Hal2 yang berada di luar Kita sangat besar pengaruhnya bagi diri kita, cara berfikir, cara bicara, cara bersikap dan lain2. Jadi apapun yang Kita lakukan adalah hasil dari mencontoh/meniru hanya kita memodifikasinya menjadi gaya Kita sendiri.

Dalam hal mencontoh/meniru ini yang paling cepat terpengaruh adalah anak kecil. Terutama contoh yang buruk ;jelek. Coba Kita perhatikan anak2 (disekeliling) Kita. Mereka sangat mudah meniru gerakan, ucapan yang mereka dengar dan lihat. Jika tanpa di dibimbing dengan benar, mereka akan mudah terjerumus ke dalam perbuatan yang tidak baik. Anak - anak yang sering mendengarkan perkataan buruk dari ayah, ibu, Kakak dan orang2 disekitarnya akan berlaku seperti itu juga.

Misal:
  • Mereka setiap hari melihat bapaknya merokok, dalam pikiran mereka merokok adalah hal yang biasa saja dilakukan oleh orang dewasa bukan merupakan hal yang buruk. Dan Bapaknya tidak akan mampu melarang mererka untuk tiddak merokok karena yang melarang mereka adalah orang yang merokok. 
  • Untuk level yang lebih besar (Nasional), pemerintah dan para anggota parlemen rame2 menyatakan perang dengan Korupsi tapi kenyataannya di Televisi, di internet hampir setiap hari berita memuat tentang Korupsi. Anak kita akan bertanya 'Apa itu Korupsi?' tentu Kita akan menjawab yang sebenarnya. Mungkin dalam waktu dekat belum ada dampaknya terhadap diri anak2 Kita tapi mungkin nanti memori itu akan kembali lagi dan mereka 'mungkin' akan mencontoh perilaku itu.
  • Persoalan tawuran juga begitu sering jadi konsumsi anak2 kita kala mereka ikut nonton Berita bersama Kita. Apakah Mereka kita larang juga menonton berita?
  • Dan masih banyak lagi hal2 buruk yang terjadi...
      Memang sudah menjadi sifat Manusia mencontoh hal2 buruk lebih mudah daripada mencontoh hal - hal yang baik dan benar. Mari kita perhatikan, berapa banyak anak2 yang mampu bertahan di organisasi masjid seperti Risma atau yang lain lain dibandingkan dengan anggota Geng (motor atau yang lain). Kita akan menghadapi banyak tantangan dalam mengajak anak2 Kita belajar dalam persiapan ulangan di sekolah apalagi baca Al Quran (Iqra, tilawah dll) dari pada mengajak mereka menikmati film di televisi. Tanpa di ajak atau disuruh saja mereka dengan sukarela berada di depan TV untuk menanti Film (termasuk Sinetron) Kesayangan Mereka di tayangkan. Tauladan dan Contoh yang baik dan benar ini harus terus Kita berikan dan tularkan kepada siapa saja terutama anak2 Kita. Kalo Kita pengen anak2 Kita Sholat Kita orang tua harus mencontohkan Sholat.

Dari beberapa Contoh diatas, Kita harus mempersiapkan Diri kita dan keluarga (anak2) kita dengan bekal yang benar sehingga mereka tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal buruk disekitarnya dan mereka memiliki Nilai (Value) standar parameter yang jelas sebagai Pembeda (Furqon) antara yang Haq dan Bathil. Saya kira demikian untuk berbagi dengan temen2 semoga ada manfaatnya.

Wasaalaamu'alaikum wr wb

Friday, October 19, 2012

Emosi mengalahkan Akal Sehat

Assalaamu'alaikum wr wb

Kejadian beberapa hari yang lalu berkaitan dengan jatuhnya pesawat AU dilingkungan warga yang menampilkan kekerasan Oknum TNI AU terhadap warga sipil. Kekerasan terjadi nyata dan dekat anak-anak SD. Apa yang akan tertanam di benak mereka tentang Hal ini.

Pola pendidikan di TNI kah menyebabkan Respon Spontan (Akhlaq) Seorang Perwira TNI berlaku/bersikap berlebihan seperti itu atau memang Doktrin di Lingkungan TNI yang mengharuskannya. Hanya Allah dan Mereka yang tahu...


Mudah2an kekerasan seperti ini tidak terjadi langsung kepada murid2 SD (SMP, SLTA) dimanapun. Maksudnya kekerasan dengan alasan penegakkan disiplin oleh para guru.

Wassalaam