Sunday, October 21, 2012

Meniru dari yang dilihat...

Assalaamu'alaikum wr wb

Kita manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain. Dari hubungan sosial tersebut akan timbul pikiran2 baru, ide2 baru juga perilaku baru. Dalam kesempatan ini Saya ingin menuliskan pendapat Saya yang berkaitan dengan hubungan sosial kita.

Diri kita yang sekarang ini adalah buah (proses) dari pertumbuhan seorang bayi - anak2 - remaja hingga menjadi orang dewasa. Hal2 yang berada di luar Kita sangat besar pengaruhnya bagi diri kita, cara berfikir, cara bicara, cara bersikap dan lain2. Jadi apapun yang Kita lakukan adalah hasil dari mencontoh/meniru hanya kita memodifikasinya menjadi gaya Kita sendiri.

Dalam hal mencontoh/meniru ini yang paling cepat terpengaruh adalah anak kecil. Terutama contoh yang buruk ;jelek. Coba Kita perhatikan anak2 (disekeliling) Kita. Mereka sangat mudah meniru gerakan, ucapan yang mereka dengar dan lihat. Jika tanpa di dibimbing dengan benar, mereka akan mudah terjerumus ke dalam perbuatan yang tidak baik. Anak - anak yang sering mendengarkan perkataan buruk dari ayah, ibu, Kakak dan orang2 disekitarnya akan berlaku seperti itu juga.

Misal:
  • Mereka setiap hari melihat bapaknya merokok, dalam pikiran mereka merokok adalah hal yang biasa saja dilakukan oleh orang dewasa bukan merupakan hal yang buruk. Dan Bapaknya tidak akan mampu melarang mererka untuk tiddak merokok karena yang melarang mereka adalah orang yang merokok. 
  • Untuk level yang lebih besar (Nasional), pemerintah dan para anggota parlemen rame2 menyatakan perang dengan Korupsi tapi kenyataannya di Televisi, di internet hampir setiap hari berita memuat tentang Korupsi. Anak kita akan bertanya 'Apa itu Korupsi?' tentu Kita akan menjawab yang sebenarnya. Mungkin dalam waktu dekat belum ada dampaknya terhadap diri anak2 Kita tapi mungkin nanti memori itu akan kembali lagi dan mereka 'mungkin' akan mencontoh perilaku itu.
  • Persoalan tawuran juga begitu sering jadi konsumsi anak2 kita kala mereka ikut nonton Berita bersama Kita. Apakah Mereka kita larang juga menonton berita?
  • Dan masih banyak lagi hal2 buruk yang terjadi...
      Memang sudah menjadi sifat Manusia mencontoh hal2 buruk lebih mudah daripada mencontoh hal - hal yang baik dan benar. Mari kita perhatikan, berapa banyak anak2 yang mampu bertahan di organisasi masjid seperti Risma atau yang lain lain dibandingkan dengan anggota Geng (motor atau yang lain). Kita akan menghadapi banyak tantangan dalam mengajak anak2 Kita belajar dalam persiapan ulangan di sekolah apalagi baca Al Quran (Iqra, tilawah dll) dari pada mengajak mereka menikmati film di televisi. Tanpa di ajak atau disuruh saja mereka dengan sukarela berada di depan TV untuk menanti Film (termasuk Sinetron) Kesayangan Mereka di tayangkan. Tauladan dan Contoh yang baik dan benar ini harus terus Kita berikan dan tularkan kepada siapa saja terutama anak2 Kita. Kalo Kita pengen anak2 Kita Sholat Kita orang tua harus mencontohkan Sholat.

Dari beberapa Contoh diatas, Kita harus mempersiapkan Diri kita dan keluarga (anak2) kita dengan bekal yang benar sehingga mereka tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal buruk disekitarnya dan mereka memiliki Nilai (Value) standar parameter yang jelas sebagai Pembeda (Furqon) antara yang Haq dan Bathil. Saya kira demikian untuk berbagi dengan temen2 semoga ada manfaatnya.

Wasaalaamu'alaikum wr wb

Friday, October 19, 2012

Emosi mengalahkan Akal Sehat

Assalaamu'alaikum wr wb

Kejadian beberapa hari yang lalu berkaitan dengan jatuhnya pesawat AU dilingkungan warga yang menampilkan kekerasan Oknum TNI AU terhadap warga sipil. Kekerasan terjadi nyata dan dekat anak-anak SD. Apa yang akan tertanam di benak mereka tentang Hal ini.

Pola pendidikan di TNI kah menyebabkan Respon Spontan (Akhlaq) Seorang Perwira TNI berlaku/bersikap berlebihan seperti itu atau memang Doktrin di Lingkungan TNI yang mengharuskannya. Hanya Allah dan Mereka yang tahu...


Mudah2an kekerasan seperti ini tidak terjadi langsung kepada murid2 SD (SMP, SLTA) dimanapun. Maksudnya kekerasan dengan alasan penegakkan disiplin oleh para guru.

Wassalaam